Dublin Core
Title
PERBANDINGAN ZONA HAMBAT FRAKSI n-HEKSAN, FRAKSI ETIL ASETAT DAN FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi
Description
ABSTRAK
Latar Belakang : Demam tifoid erat kaitannya dengan higiene dan sanitasi lingkungan. Di Indonesia kasus demam tifoid di rumah sakit besar kecendrungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 dengan kematian antara 0,6-5% Demam tifoid biasanya disebabkan oleh bakteri gram negatif salmonella typhi. Pengobatan penyakit yang disebabkan oleh Salmonella typhi biasanya menggunakan antibiotik kloramfenikol. Di Indonesia sendiri banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai antimikroba, Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi adalah tanaman sambiloto. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air dari ekstrak daun sambiloto (Andrographis peniculat Ness) terhadap bakteri Salmonella typhi.
Metode : Jenis penelitian adalah eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan di laboratorium yang mengukur diameter zona hambat aktivitas antibakteri
Hasil : Berdasarkan hasil pengukuran diameter zona hambat penelitian terhadap fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) menunjukan bahwa Pada fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air (P1) dan (P2) pada konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%, 1,56%, 0,78% tidak mempunyai diameter zona hambat terhadap bakteri Salmonella typhi. Dan dapat disimpulkan bahwa daun Sambiloto belum dapat menggantikan posisi kloramfenikol sebagai pengobatan utama dalam penyembuhan demam tifoid
Kesimpulan : Dari data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi.
Kata Kunci : Demam tifoid, Daun Sambiloto, Salmonella typhi
Latar Belakang : Demam tifoid erat kaitannya dengan higiene dan sanitasi lingkungan. Di Indonesia kasus demam tifoid di rumah sakit besar kecendrungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 dengan kematian antara 0,6-5% Demam tifoid biasanya disebabkan oleh bakteri gram negatif salmonella typhi. Pengobatan penyakit yang disebabkan oleh Salmonella typhi biasanya menggunakan antibiotik kloramfenikol. Di Indonesia sendiri banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai antimikroba, Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi adalah tanaman sambiloto. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air dari ekstrak daun sambiloto (Andrographis peniculat Ness) terhadap bakteri Salmonella typhi.
Metode : Jenis penelitian adalah eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan di laboratorium yang mengukur diameter zona hambat aktivitas antibakteri
Hasil : Berdasarkan hasil pengukuran diameter zona hambat penelitian terhadap fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) menunjukan bahwa Pada fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air (P1) dan (P2) pada konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,12%, 1,56%, 0,78% tidak mempunyai diameter zona hambat terhadap bakteri Salmonella typhi. Dan dapat disimpulkan bahwa daun Sambiloto belum dapat menggantikan posisi kloramfenikol sebagai pengobatan utama dalam penyembuhan demam tifoid
Kesimpulan : Dari data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi.
Kata Kunci : Demam tifoid, Daun Sambiloto, Salmonella typhi
Creator
Eka Apriliani
Publisher
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Farmasi
Date
2020
Contributor
M.Taswin,S.si.,Apt.,MM.,M.Kes
Format
PDF
Type
Karya Tulis Ilmiah (KTI)