Dublin Core
Title
UJI PERBEDAAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN REBUSAN DAUN KELOR (Moringa oleifera) MUDA DAN TUA DENGAN METODE CUPRAC SECARA SPEKTOFOTOMETRI
Description
Latar Belakang : Daun Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman lokal
Indonesia yang kaya akan antioksidan dimana sejak dulu masyarakat
memanfaatkannya untuk pencegahan maupun pengobatan berbagai penyakit.
Umunya masyarakat menggunakannya dalam bentuk ekstrak dan rebusan.
Terdapat perbedaan mengenai daun yang dipakai, ada masyarakat yang
menggunakan daun muda dan ada yang tua. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
untuk mengetahui perbedaan diantaranya dari segi aktivitas antioksidan yang
dimiliki.
Metode : Metode pengujian antioksidan yang digunakan ialah metode CUPRAC
secara spektrofotometri. Ekstrak daun kelor diekstraksi dengan cara maserasi
sedangkan rebusan dengan cara mendidihkan masing-masing 8 gram daun muda
dan 10 gram daun tua dengan tiga gelas air hingga menjasi satu gelas. Ekstrak dan
rebusan dengan berbagai konsentrasi kemudian direaksikan dengan larutan
CUPRAC dan diukur absorbannya dengan spektrofotometer. Kemudian dilakukan
pengukuran kadar antioksidan.
Hasil : kadar antiosidan ekstrak daun kelor tua sebesar 485,4 µgAAE/g ekstrak
dan ekstrak daun kelor muda sebesar 381,5 µg AAE/g ekstrak. Sedangkan kadar
antioksidan rebusan daun kelor tua sebesar 4,51 µgAAE/g ekstrak dan rebusan
daun kelor muda sebesar 4,4 µgAAE/g ekstrak.
Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor tua memiliki
aktivitas antioksidan terbesar, karena memiliki nilai kapasitas antioksidan terbesar
dibandingkan dengan ekstrak daun muda dan rebusan daun tua dan muda.
Indonesia yang kaya akan antioksidan dimana sejak dulu masyarakat
memanfaatkannya untuk pencegahan maupun pengobatan berbagai penyakit.
Umunya masyarakat menggunakannya dalam bentuk ekstrak dan rebusan.
Terdapat perbedaan mengenai daun yang dipakai, ada masyarakat yang
menggunakan daun muda dan ada yang tua. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
untuk mengetahui perbedaan diantaranya dari segi aktivitas antioksidan yang
dimiliki.
Metode : Metode pengujian antioksidan yang digunakan ialah metode CUPRAC
secara spektrofotometri. Ekstrak daun kelor diekstraksi dengan cara maserasi
sedangkan rebusan dengan cara mendidihkan masing-masing 8 gram daun muda
dan 10 gram daun tua dengan tiga gelas air hingga menjasi satu gelas. Ekstrak dan
rebusan dengan berbagai konsentrasi kemudian direaksikan dengan larutan
CUPRAC dan diukur absorbannya dengan spektrofotometer. Kemudian dilakukan
pengukuran kadar antioksidan.
Hasil : kadar antiosidan ekstrak daun kelor tua sebesar 485,4 µgAAE/g ekstrak
dan ekstrak daun kelor muda sebesar 381,5 µg AAE/g ekstrak. Sedangkan kadar
antioksidan rebusan daun kelor tua sebesar 4,51 µgAAE/g ekstrak dan rebusan
daun kelor muda sebesar 4,4 µgAAE/g ekstrak.
Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor tua memiliki
aktivitas antioksidan terbesar, karena memiliki nilai kapasitas antioksidan terbesar
dibandingkan dengan ekstrak daun muda dan rebusan daun tua dan muda.
Creator
DEA NADIA ULFA
Publisher
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN FARMASI
Date
2017
Contributor
Pembimbing Utama : Drs.H.Subiyandono,Apt,MM
Format
PDF
Language
Indonesia
Type
KTI Mahasiswa