Dublin Core
Title
KEPATUHAN PELAPORAN OBAT YANG MENGANDUNG PREKURSOR DI APOTEK KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN
Description
Latar Belakang : Kesalahan dalam proses pengelolaan obat yang mengandung prekursor dapat menjadi penyebab terjadinya penyalagunaan yang berdampak pada keselamatan pasien. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan maka Apotek perlu menerapkan proses pengelolaan obat yang mengandung prekursor yang termasuk dalam Pedoman Pengelolaan Prekursor Farmasi Dan Obat Mengandung Prekursor Farmasi. Penelitian telah dilakukan mengenai Kepatuhan Pelaporan Obat Yang Mengandung Prekursor Di Apotek Kota Palembang Sumatera Selatan.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dengan cara mengisi lembar kuesioner menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar kuisioner yang selanjutnya dianalisis berdasarkan pedoman (BPOM,2013).
Hasil : Hasil penelitian pada 54 Apotek yang diteliti menunjukkan bahwa 54 (100%) Apotek sudah patuh dalam melaksanakan pencatatan pemasukan obat yang mengandung prekursor, tetapi masih terdapat Apotek yang tidak mencantumkan beberapa kelengkepan pencatatan pemasukan. 50 (92,60%) Apotek sudah patuh dalam melaksanakan pencatatan penggunaan obat yang mengandung prekursor, sedangkan 4 (7,40%) Apotek masih belum melaksanakan pencatatan penggunaan obat yang mengandung prekursor. 40 (74,07%) Apotek sudah patuh dalam melaksanakan pelaporan obat yang mengandung prekursor, tetapi masuk dalam penilaian kurang baik.
Kesimpulan : Pelaksanaan pencatatan obat yang mengandung prekursor sudah baik, namun masih terdapat Apotek yang melakukan pencatatan hanya pada kartu stok, tetapi tidak pada buku khusus obat yang mengandung prekursor dan pencatatan obat yang mengandung prekursor masih tergabung dengan obat yang tidak mengandung prekursor. Pelaksanaan pelaporan obat yang mengandung prekursor masuk dalam penilaian kurang baik, Apoteker di Apotek belum melakukan pelaporan obat yang mengandung prekursor.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dengan cara mengisi lembar kuesioner menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar kuisioner yang selanjutnya dianalisis berdasarkan pedoman (BPOM,2013).
Hasil : Hasil penelitian pada 54 Apotek yang diteliti menunjukkan bahwa 54 (100%) Apotek sudah patuh dalam melaksanakan pencatatan pemasukan obat yang mengandung prekursor, tetapi masih terdapat Apotek yang tidak mencantumkan beberapa kelengkepan pencatatan pemasukan. 50 (92,60%) Apotek sudah patuh dalam melaksanakan pencatatan penggunaan obat yang mengandung prekursor, sedangkan 4 (7,40%) Apotek masih belum melaksanakan pencatatan penggunaan obat yang mengandung prekursor. 40 (74,07%) Apotek sudah patuh dalam melaksanakan pelaporan obat yang mengandung prekursor, tetapi masuk dalam penilaian kurang baik.
Kesimpulan : Pelaksanaan pencatatan obat yang mengandung prekursor sudah baik, namun masih terdapat Apotek yang melakukan pencatatan hanya pada kartu stok, tetapi tidak pada buku khusus obat yang mengandung prekursor dan pencatatan obat yang mengandung prekursor masih tergabung dengan obat yang tidak mengandung prekursor. Pelaksanaan pelaporan obat yang mengandung prekursor masuk dalam penilaian kurang baik, Apoteker di Apotek belum melakukan pelaporan obat yang mengandung prekursor.
Creator
Natasyah
Publisher
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Farmasi
Date
2022
Contributor
Mona Rahmi Rulianti, M.Farm, Apt
Format
PDF
Type
Karya Tulis Ilmiah (KTI)