Dublin Core
Title
GAMBARAN PENGGUNAAN SEFTRIAKSON PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUASIN
Description
ABSTRAK
Latar Belakang : Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menyerang saluran pencernaan
melalui aliran peredaran darah masuk ke hepar dan limpa manusia. Pilihan
pertama dalam pengobatan demam tifoid adalah pemberian antibiotik. Pengobatan
demam tifoid dengan antibiotika yang tepat sangatlah penting karena dapat
mencegah terjadinya komplikasi serta mengurangi angka kematian. Seftriakson
merupakan antibiotik yang sering digunakan pada pengobatan demam tifoid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan seftriakson pada
kasus demam tifoid di instalasi rawat inap RSUD Banyuasin.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian non
eksperimental dengan rancangan deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan pengambilan data
secara retrospektif dengan melihat rekam medis pasien demam tifoid di instalasi
rawat inap RSUD Banyuasin periode 1 Januari 2020 – 31 Januari 2021. Jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 35 rekam medik. Penelitian
ini dilakukan di RSUD Banyuasin selama Februari – Mei 2021.
Hasil : Berdasarkan hasil yang didapat, secara umum rentang usia penderita
demam tifoid adalah 6 – 11 tahun dan ditinjau dari jenis kelamin tidak ada
perbedaan, sebanyak 100% pasien demam tifoid diberikan dosis seftriakson
dengan tepat, tepat lama pemberian seftriakson sebanyak 2,86%, dan juga tepat
rute pemberian seftriakson sebanyak 100%.
Kesimpulan : Penggunaan seftriakson pada kasus demam tifoid di instalasi rawat
inap RSUD Banyuasin periode 1 Januari 2020 – 31 Januari 2021 secara umum
masih ada yang tidak tepat.
Latar Belakang : Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang menyerang saluran pencernaan
melalui aliran peredaran darah masuk ke hepar dan limpa manusia. Pilihan
pertama dalam pengobatan demam tifoid adalah pemberian antibiotik. Pengobatan
demam tifoid dengan antibiotika yang tepat sangatlah penting karena dapat
mencegah terjadinya komplikasi serta mengurangi angka kematian. Seftriakson
merupakan antibiotik yang sering digunakan pada pengobatan demam tifoid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan seftriakson pada
kasus demam tifoid di instalasi rawat inap RSUD Banyuasin.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian non
eksperimental dengan rancangan deskriptif. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan pengambilan data
secara retrospektif dengan melihat rekam medis pasien demam tifoid di instalasi
rawat inap RSUD Banyuasin periode 1 Januari 2020 – 31 Januari 2021. Jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 35 rekam medik. Penelitian
ini dilakukan di RSUD Banyuasin selama Februari – Mei 2021.
Hasil : Berdasarkan hasil yang didapat, secara umum rentang usia penderita
demam tifoid adalah 6 – 11 tahun dan ditinjau dari jenis kelamin tidak ada
perbedaan, sebanyak 100% pasien demam tifoid diberikan dosis seftriakson
dengan tepat, tepat lama pemberian seftriakson sebanyak 2,86%, dan juga tepat
rute pemberian seftriakson sebanyak 100%.
Kesimpulan : Penggunaan seftriakson pada kasus demam tifoid di instalasi rawat
inap RSUD Banyuasin periode 1 Januari 2020 – 31 Januari 2021 secara umum
masih ada yang tidak tepat.
Creator
Mealdry Dwie Almira
Publisher
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Farmasi
Date
2021
Contributor
Drs. Sadakata Sinulingga, Apt,M.Kes
Format
PDF
Type
Karya Tulis Ilmiah (KTI)