EVALUASI KESESUAIAN PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG

Dublin Core

Title

EVALUASI KESESUAIAN PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG

Description

ABSTRAK

Latar Belakang : Pengobatan Demam Berdarah Dengue (DBD) pada dasarnya bersifat suportif dan simtomatik. Pengobatan suportif berupa pengobatan dengan pemberian cairan pengganti seperti cairan intravena dan pengobatan simtomatik merupakan pemberian terapi untuk mengatasi gejala yang timbul. Permasalahan yang biasanya terjadi pada pengobatan DBD yaitu terapi tanpa indikasi berupa penggunaan antibiotika. Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai akan menyebabkan resistensi bakteri. Dan masih banyak ditemukan angka ketidaksesuaian pemberian obat pada pasien DBD. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kesesuian pemberian obat pada pasien Demam Periode Januari-Desember 2020. Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Periode Januari-Desember 2020.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2021 melalui rekam medik pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang yang berjumlah 67 pasien. Data kesesuaian pemberian obat didapatkan dengan membandingkan data pemberian obat terapi suportif dan terapi simtomatik dengan Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control.
Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) kelompok usia terbanyak yaitu pasien usia dewasa 20-60 tahun. Jumlah pasien berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Lama perawatan yang paling banyak yaitu berkisar 4-7 hari. Dan untuk kesesuaian pemberian obat didapatkan ketidaksesuaian pemberian obat pada terapi suportif yaitu pemberian cairan kristaloid pada pasien DBD derajat III dan IV sebanyak 2 pasien (2,98%) dan pada terapi simtomatik yaitu pemberian antibiotik pada pasien DBD derajat I dan II sebanyak 17 pasien (25,37%) dan pemberian ibuprofen sebanyak 1 pasien (1,49 %).
Kesimpulan : Untuk pemberian terapi suportif terdapat ketidaksesuaian pemberian obat yaitu pemberian cairan kristaloid pada pasien derajat III dan IV. Dan Untuk pemberian terapi simtomatik terdapat ketidaksesuaian pemberian obat yaitu pemberian antibiotik pada pasien derajat I dan II dan pemberian ibuprofen.


Creator

Nurul Rifanny Agustia Amin

Publisher

Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Farmasi

Date

2021

Contributor

Drs. Sadakata Sinulingga, Apt., M.Kes

Format

PDF

Type

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Document Viewer