Dublin Core
Title
PEMERIKSAAN KADAR AIR DAN KADAR ABU EKSTRAK DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus L.) BERDASARKAN WAKTU PENGERINGAN SIMPLISIA
Description
ABSTRAK
Latar Belakang: Daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dalam pengobatan tradisional digunakan sebagai obat demam, borok, luka, obat batuk, saluran pencernaan serta dalam pengobatan diabetes. Untuk memperoleh kandungan zat aktif tersebut maka dilakukan proses ekstraksi. Suatu ekstrak dapat dikatakan bermutu jika telah memenuhi pengujian paramater mutu ekstrak. Salah satu yang mempengaruhi mutu ekstrak yaitu waktu pengeringan. Sehingga dilakukan pemeriksaan kadar air dan kadar abu ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) berdasarkan waktu pengeringan simplisia.
Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Daun nangka segar dikeringkan dengan oven pada suhu 40oC dengan waktu pengeringan 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Selanjutnya dimaserasi menggunakan etanol 96% dan maserat dikentalkan menggunakan rotary evaporator sehingga didapatkan suatu ekstrak. Lalu masing- masing ekstrak diuji mutu ekstrak yang meliputi pengujian parameter kadar air dan kadar abu ekstrak.
Hasil: Ekstrak daun nangka pada simplisia yang dikeringkan selama 6 jam memiliki kadar air ekstrak 34,6436% dan kadar abu ekstrak 5,2250%. Pada simplisia yang dikeringkan selama 9 jam memiliki kadar air ekstrak 18,4231% dan kadar abu ekstrak 3,8995%. Sedangkan pada simplisia 12 jam memiliki kadar air ekstrak 9,4729% dan kadar abu ekstrak 4,1176%.
Kesimpulan: Ekstrak daun nangka pada simplisia yang dikeringkan selama 12 jam dan 9 jam lebih memenuhi syarat parameter kadar air ekstrak dibandingkan ekstrak daun nangka pada simplisia yang dikeringkan selama 6 jam. Sedangkan parameter kadar abu telah memenuhi syarat semua.
Kata Kunci: Ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.), kadar air, kadar abu, pengeringan 6 jam, 9 jam, 12 jam.
Latar Belakang: Daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dalam pengobatan tradisional digunakan sebagai obat demam, borok, luka, obat batuk, saluran pencernaan serta dalam pengobatan diabetes. Untuk memperoleh kandungan zat aktif tersebut maka dilakukan proses ekstraksi. Suatu ekstrak dapat dikatakan bermutu jika telah memenuhi pengujian paramater mutu ekstrak. Salah satu yang mempengaruhi mutu ekstrak yaitu waktu pengeringan. Sehingga dilakukan pemeriksaan kadar air dan kadar abu ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) berdasarkan waktu pengeringan simplisia.
Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Daun nangka segar dikeringkan dengan oven pada suhu 40oC dengan waktu pengeringan 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Selanjutnya dimaserasi menggunakan etanol 96% dan maserat dikentalkan menggunakan rotary evaporator sehingga didapatkan suatu ekstrak. Lalu masing- masing ekstrak diuji mutu ekstrak yang meliputi pengujian parameter kadar air dan kadar abu ekstrak.
Hasil: Ekstrak daun nangka pada simplisia yang dikeringkan selama 6 jam memiliki kadar air ekstrak 34,6436% dan kadar abu ekstrak 5,2250%. Pada simplisia yang dikeringkan selama 9 jam memiliki kadar air ekstrak 18,4231% dan kadar abu ekstrak 3,8995%. Sedangkan pada simplisia 12 jam memiliki kadar air ekstrak 9,4729% dan kadar abu ekstrak 4,1176%.
Kesimpulan: Ekstrak daun nangka pada simplisia yang dikeringkan selama 12 jam dan 9 jam lebih memenuhi syarat parameter kadar air ekstrak dibandingkan ekstrak daun nangka pada simplisia yang dikeringkan selama 6 jam. Sedangkan parameter kadar abu telah memenuhi syarat semua.
Kata Kunci: Ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.), kadar air, kadar abu, pengeringan 6 jam, 9 jam, 12 jam.
Creator
Cindy Anggraini
Publisher
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Farmasi
Date
2020
Contributor
Mindawarnis, S.Si., Apt., M.Kes
Format
PDF
Type
Karya Tulis Ilmiah (KTI)