Dublin Core
Title
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI BEBERAPA JAMU JERAWAT TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
Subject
Kata kunci : Aktivitas antibakteri, Jamu jerawat, Staphylococcus aureus.
Description
Latar Belakang : Beberapa Jamu Jerawat memiliki komposisi yang mengandung
senyawa alkaloid, tanin, saponin dan terpenoid yang merupakan zat antibakteri.
Secara tradisional dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati jerawat. Salah satu
bakteri penyebab jerawat adalah bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini
bertujuan untuk untuk menguji aktivitas antibakteri dan menentukan diameter
zona hambat beberapa jamu jerawat terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena tidak adanya
perlakuan pada objek yang diteliti dan hanya membuktikan aktivitas antibakteri
dengan cara mengukur diameter zona hambat aktivitas antibakteri beberapa jamu
jerawat terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode difusi agar dan aquadest sebagai pelarut yang dibuat
dengan berbagai konsentrasi dimulai dari konsentrasi 0,78% b/v, 1,56% b/v,
3,12% b/v, 6,25% b/v dan 12,5% b/v.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian, Pada beberapa sampel jamu jerawat dengan
konsentrasi 12,5% b/v, 6,25% b/v, 3,12% b/v, 1,56% b/v, 0,78%b/v tidak dapat
menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus dikarenakan oleh beberapa
faktor yang menyebabkan ketidakstabilan dari hasil daya hambat antibakteri.
Hasil identifikasi menunjukkan senyawa alkaloid terkandung dalam sampel jamu
“Y”, senyawa saponin terkandung dalam sampel jamu “BJ“ dan jamu “J”,
senyawa tanin terkandung dalam sampel jamu “BJ”, “D”, “Y” dan “J”, senyawa
terpenoid terkandung dalam sampel jamu “BJ”, “D” dan “J” sedangkan senyawa
flavonoid dan steroid tidak terkandung di dalam kelima sampel jamu.
Kesimpulan : Jamu jerawat yang diteliti tidak dapat menghasilkan sesuai yang
diharapkan dalam menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus
sehingga, untuk menentukan nilai KHM tidak bias dilanjutkan.
senyawa alkaloid, tanin, saponin dan terpenoid yang merupakan zat antibakteri.
Secara tradisional dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati jerawat. Salah satu
bakteri penyebab jerawat adalah bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini
bertujuan untuk untuk menguji aktivitas antibakteri dan menentukan diameter
zona hambat beberapa jamu jerawat terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena tidak adanya
perlakuan pada objek yang diteliti dan hanya membuktikan aktivitas antibakteri
dengan cara mengukur diameter zona hambat aktivitas antibakteri beberapa jamu
jerawat terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan metode difusi agar dan aquadest sebagai pelarut yang dibuat
dengan berbagai konsentrasi dimulai dari konsentrasi 0,78% b/v, 1,56% b/v,
3,12% b/v, 6,25% b/v dan 12,5% b/v.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian, Pada beberapa sampel jamu jerawat dengan
konsentrasi 12,5% b/v, 6,25% b/v, 3,12% b/v, 1,56% b/v, 0,78%b/v tidak dapat
menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus dikarenakan oleh beberapa
faktor yang menyebabkan ketidakstabilan dari hasil daya hambat antibakteri.
Hasil identifikasi menunjukkan senyawa alkaloid terkandung dalam sampel jamu
“Y”, senyawa saponin terkandung dalam sampel jamu “BJ“ dan jamu “J”,
senyawa tanin terkandung dalam sampel jamu “BJ”, “D”, “Y” dan “J”, senyawa
terpenoid terkandung dalam sampel jamu “BJ”, “D” dan “J” sedangkan senyawa
flavonoid dan steroid tidak terkandung di dalam kelima sampel jamu.
Kesimpulan : Jamu jerawat yang diteliti tidak dapat menghasilkan sesuai yang
diharapkan dalam menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus
sehingga, untuk menentukan nilai KHM tidak bias dilanjutkan.
Creator
SETIANI FEBRI ASTUTI
Publisher
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Farmasi
Date
2017
Format
PDF
Language
Indonesia
Type
KTI Mahasiswa