HUBUNGAN STATUS GIZI DAN FAKTOR LAIN TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU YANG MENDAPAT TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2019

Dublin Core

Title

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN FAKTOR LAIN TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU YANG MENDAPAT TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2019

Subject

Bilirubin total, OAT, tuberkulosis paru

Description

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Dalam pengobatannya, pasien tuberkulosis paru harus mengkonsumsi obat anti tuberkulosis (OAT). OAT jenis Rifampisin, Isoniazid dan Pirazinamid dapat menyebabkan efek hepatotoksik yang diawali dengan tanda hiperbilirubinemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi, umur, lama pengobatan dan jenis kelamin terhadap kadar bilirubin total pada pasien tuberkulosis paru yang mendapat terapi OAT di RS Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini besifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pemeriksaan yang digunakan adalah serum yang didapat dari 43 pasien tuberkulosis paru. Metode pemeriksaan bilirubin total menggunakan modifikasi Jendrassik/Grof. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 6 orang (14,0%) pasien tuberkulosis paru dengan kadar bilirubin total meningkat dan sebanyak 37 orang (86,0%) dengan kadar bilirubin total normal. Dari 6 orang dengan kadar bilirubin total meningkat, berdasarkan umur ada 2 orang (100,0%) dengan umur risiko (>65 tahun) dan 4 orang (9,8%) dengan umur tidak risiko (≤65 tahun); berdasarkan lama pengobatan ada 6 orang (85,7%) dengan pengobatan tahap intensif; berdasarkan jenis kelamin ada 6 orang (20,0%) dengan jenis kelamin laki-laki. Sedangkan berdasarkan hasil uji statistik disimpulkan tidak ada hubungan kadar bilirubin total pasien tuberkulosid paru dengan status gizi (p value = 0,193). Dengan demikian, disarankan bagi pasien tuberkulosis paru yang mendapat terapi OAT untuk menjaga dan menerapkan pola makan teratur yang bergizi serta mengurangi kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko hapatotoksik.

Creator

DINI PRATIWI

Publisher

Poltekkes Kemenkes Palembang

Contributor

Diah Navianti,S.pd M.Kes

Format

Word

Language

Indonesia

Type

KTI Mahasiswa

Document Viewer