ANALISIS KEBERADAAN FORMALIN PADA CUMI-CUMI (Loligo sp) YANG DIJUAL DI PASAR KOTA PALEMBANG TAHUN 2016
BERDASARKAN BERAT, ORGANOLEPTIK, DAN LOKASI PENJUALAN

Dublin Core

Title

ANALISIS KEBERADAAN FORMALIN PADA CUMI-CUMI (Loligo sp) YANG DIJUAL DI PASAR KOTA PALEMBANG TAHUN 2016
BERDASARKAN BERAT, ORGANOLEPTIK, DAN LOKASI PENJUALAN

Subject

formalin, cumi-cumi, asam kromatofat

Description


Cumi-cumi (Loligo sp) merupakan salah satu jenis hewan laut yang mengandung protein cukup tinggi serta banyak diminati masyarakat, terutama bagi penggemar seafood dan chinese food. Cumi-cumi tergolong hewan laut yang cepat sekali membusuk. Cumi-cumi hanya dapat bertahan 1-2 hari pada suhu dingin (10C– 4 0C). Akibatnya pedagang menambahkan Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti pengawet. Di Masyarakat, penggunaan pengawet yang tidak sesuai dan berbahaya masih sering terjadi contohnya penggunaan formalin pada cumi-cumi. Menurut Permenkes RI Nomor 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, formalin adalah jenis pengawet yang dilarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis keberadaan formalin pada cumi-cumi (Loligo sp) yang dijual di pasar kota palembang tahun 2016 berdasarkan berat, organoleptik, dan lokasi
penjualan. Sampel penelitian adalah cumi-cumi yang berjumlah 25 sampel yang di ambil secara simple random sampling. Metode yang digunakan ialah uji kualitatif menggunakan asam kromatofat. Didapatkan hasil sebanyak 6 sampel (24 %) positif formalin dan 19 sampel (76 %) tidak mengandung formalin. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji binomial, ada perbedaan keberadaan formalin pada cumi-cumi didapat p value (0,015) < α (0,05). Berdasarkan berat cumi-cumi yang tergolong berat sebanyak 4 sampel (33,3 %) positif formalin dan
8 sampel (66,7 %) negatif formalin, sedangkan dari cumi-cumi yang tergolong ringan sebanyak 2 sampel (15,4 %) positif formalin dan 11 sampel (84,6 %) negatif formalin. Berdasarkan organoleptiknya, cumi-cumi dengan organoleptik tidak baik, sebanyak 1 sampel (8,3 %) positif formalin dan 11 sampel (91,7 %) negatif formalin, sedangkan cumi-cumi organoleptik yang baik, sebanyak 5
sampel (38,5 %) positif formalin dan 8 sampel (61,5 %) negatif formalin. Menurut lokasi penjualannya, cumi-cumi yang dijual di Pasar Tradisional sebanyak 6 sampel (30 %) positif formalin dan 14 sampel (70 %) negatif formalin, sedangkan yang dijual di Pasar Modern, 5 sampel (100 %) negatif formalin. Disarankan kepada masyarakat terutama yang mengonsumsi cumi-cumi untuk selalu memperhatikan organoleptik (warna, bau, konsistensi) cumi-cumi

Creator

MARLITA ZAINAH UTAMI

Publisher

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

Contributor

ABDUL MUTHOLIBAMAK,ST,MT

Format

PDF

Language

INDONESIA

Type

KTI MAHASISWA

Document Viewer