UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI BEBERAPA JAMU SARIAWAN TERHADAP JAMUR
Candida albicans

Dublin Core

Title

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI BEBERAPA JAMU SARIAWAN TERHADAP JAMUR
Candida albicans

Description

atar Belakang
Sariawan atau stomatitis merupakan suatu penyakit yang lazim terjadi.
Stomatitis adalah inflamasi yang terjadi pada jaringan lunak di dalam oral.
Penyakit ini biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan sedikit
cekung dan dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. Penyebabnya
bervariasi mulai dari infeksi (bakteri, virus atau jamur), lingkungan, trauma,
inflamasi, neuroplastik, degeneratif atau kongenital atau bawaan (Greenwood dan
Corbett, 2012). Keluhan utama dari penyakit sariawan adalah rasa nyeri waktu
makan, minum, maupun berbicara. Faktor yang diduga sebagai penyebab
sariawan adalah luka tergigit, mengkonsumsi makanan atau minuman yang panas,
alergi kekurangan vitamin C dn zat besi, kebersihan mulut yang tidak terjaga, dan
kondisi yang tidak fit (Puspawati, 2016).
Menurut hasil Riskesdas pada tahun 2013, di Indonesia, masyarakat dengan
masalah gigi dan mulut sebanyak 25,9 %, sedangkan di Sumatera Selatan terdapat
19,5 % masyarakat yang bermasalah pada gigi dan mulut. Sariawan merupakan
salah satu penyakit pada mulut. Sariawan bukanlah penyakit yang berbahaya,
namun jamur yang berada di mulut dapat menjadi patogen apabila didukung oleh
lingkungan dengan kondisi yang memungkinkan, misalnya respon imun menurun
atau terjadi perubahan ekosistem organisme (Apriasari, 2013). Terdapat berbagai
macam stomatitis, diantaranya yaitu Mycotic Stomatitis, Gingivostomatitis,
1


Recurrent Aphthous Stomatitis dan Denture Stomatitis atau Chronic Athropis
Candidiasis yang disebabkan oleh jamur Candida albicans (Apriasari, 2013)..
Kandida adalah jamur dengan bentuk yeast yang merupakan flora normal di
dalam rongga mulut. Candida albicans lebih sering menyebabkan terjadinya
infeksi pada rongga mulut dibandingkan dengan jenis Kandida lain dengan jumlah
kasus sekitar 85% - 95% (Maharani,2012). Menurut WHO pada tahun 2001,
kandidiasis oral terjadi antara 5,8 %- 98,3 % (Walangare, Hidayat, dan Basuki,
2014).
Di negara-negara berkembang, sebagian besar penduduknya masih terus
menggunakan obat tradisional untuk keperluan kesehatan. Sekitar 80%
masyarakat di negara-negara WHO di Afrika menggunakan obat tradisional.
Demikian pula di Asia, di RRC penggunan obat tradisional mencapai 80% dan di
Jepang 60% sampai 70%. Obat herbal Indonesia pada dasarnya dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori,yaitu jamu, obat herbal terstandar dan
Fitofarmaka. Jamu sebagai warisan budaya bangsa operlu terus dilestarikan
dengan fokus utama mutu dan keamanannya (Menteri Perdagangan, 2014).
Khasiat jamu selama ini didasarkan pengalaman empirik dan belum ada data
klinisnya (Menteri Kesehatan, 1976). Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian
mengenai jamu-jamu yang beredar di pasaran.
Tanaman penyusun jamu sebagian telah dilakukan uji fitokimia. Pada
penelitian Yanti, Samingan dan Mudatsir (2016) ekstrak Gal Manjakani
mengandung senyawa alkoloid, flavonoid, tanin, saponin, polifenol dan
triterpenoid. Ekstrak Gal Manjakani tersebut memiliki aktivitas antijamur dalam

2

menghambat pertumbuhan Candida albicans. Pada penelitian Puspawati (2016),
kandungan kimia dari daun kaki kuda yaitu flavonoid, saponin, dan polifenol.
Ekstrak daun kaki kuda memiliki aktivitas antijamur terhadap jamur Candida
albicans AATC dan jamur Candida albicans hasil isolasi sariawan.

Berdasarkan penelitian Munawwaroh (2016) yang telah dilakukan “Uji
Aktivitas Antifungi Jamu Madura Empot Super Terhadap Jamur Candida
albicans” menunjukkan bahwa jamu yang berkhasiat untuk keputihan tersebut
memiliki daya antifungi terhadap jamur Candida albicans penyebab keputihan.
Jamu madura Empot Super mengandung senyawa kimia yang berpotensi sebagai
antijamur diantaranya tanin dan triterpenoid. Jamu ini memiliki daya hambat
sedang, nilai KHM sebesar 0,78% dan KBM sebesar 1,56% yang ditandai dengan
tidak adanya jamur yang tumbuh.
Sehubungan dengan latar belakang diatas dan belum adanya data klinisnya,
peneliti tertarik untuk menguji aktivitas beberapa jamu yang berkhasiat untuk
mengatasi sariawan. Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Uji
Aktivitas Antifungi beberapa jamu sariawan terhadap jamur Candida albicans”.

Creator

DHIA LARISSA

Publisher

Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Farmasi

Date

2017

Contributor

Pembimbing Utama : M.Nizar, S.Pd, M.M

Format

PDF

Language

Indonesia

Type

KTI Mahasiswa

Document Viewer