Dublin Core
Title
PENERAPAN SENAM ASMA UNTUK MENCEGAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS PADA KLIEN ASMA BRONKHIAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
TANJUNG AGUNG KECAMATAN BATURAJA BARAT TAHUN 2019
TANJUNG AGUNG KECAMATAN BATURAJA BARAT TAHUN 2019
Subject
Asma Bronkial, Penerapan Senam Asma
Description
Latar Belakang: Asma Bronkial adalah merupakan gangguan imflamasi pada jalan nafas yang ditandai obstruksi aliran udara nafas dan respon jalan nafas yang berlebihan terhadap berbagai bentuk ransangan . Asma merupakan penyakit yang memiliki skala besar di kalangan masyarakat. Survei yang dilakukan Global Initiative for Asthma (GINA, 2011) memperkirakan 300 juta penduduk dunia menderita asma. Kematian akibat asma bervariasi di setiap tempat, sebanyak 225.000 kematian akibat asma dan 80% terjadi di negara berkembang (Widjaya, 2012).Data yang di peroleh dari UPTD Puskesmas Tanjung Agung, jumlah penderita Asma Bronkial mulai dari bulan januari 2017 sampai dengan desember 2017 terdapat 202 kasus Asma Bronkial , laki-laki 100 orang,dan perempuan 102 orang. (UPTD Puskesmas Tanjung.2018).
Metode : Desain penelitian ini menggunakan metode pendekatan studi kasus pada 2 responden dengan kriteria, bersedia menjadi responden , berusia diantara 30-65 tahun menderiya penyakit asma bronchial.
Hasil : Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan senam asma pada klien asma bronkhial denga dilakukan secara rutin akan meningkatkan kerja jantung sehingga peredaran darah keseluruh tubuh bertambah lancar terutama pada otot-otot pernapasan.Sehingga kerja otot pernapasan akan menjadi meningkat. Instrument yang digunakan adalah format pengkajian yang sudah ditetapkan dengan teknik pengumpulan data, observasi dan wawancara serta sop sesenam asma. Masalah yang ditemukan adalah resiko ketidakefektipan pola napas dan telah diberikan asuhan keperawatan dan penerapan langsung pada klien dengan menggunakan pendekatan strategi pelaksanaan dalam implementasinya.
Kesimpulan : Bahwa pemberian senam asma rata-rata kekuatan otot pernapasan dan fungsi paru meningkat setelah pasein melakukan senam asma seacara rutin .aspek yang terbukti memiliki hubungan dengan kekuatan otot pernapasan dan fingsi paru adalah usia dan tinggi badan responden .senam asma sebaiknya menjadi program intervensi keperawatan pada manajemen asma untuk mendapatkan peningkatan kekuatan otot pernapasan dan fungsi paru pasien asma .
Metode : Desain penelitian ini menggunakan metode pendekatan studi kasus pada 2 responden dengan kriteria, bersedia menjadi responden , berusia diantara 30-65 tahun menderiya penyakit asma bronchial.
Hasil : Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan senam asma pada klien asma bronkhial denga dilakukan secara rutin akan meningkatkan kerja jantung sehingga peredaran darah keseluruh tubuh bertambah lancar terutama pada otot-otot pernapasan.Sehingga kerja otot pernapasan akan menjadi meningkat. Instrument yang digunakan adalah format pengkajian yang sudah ditetapkan dengan teknik pengumpulan data, observasi dan wawancara serta sop sesenam asma. Masalah yang ditemukan adalah resiko ketidakefektipan pola napas dan telah diberikan asuhan keperawatan dan penerapan langsung pada klien dengan menggunakan pendekatan strategi pelaksanaan dalam implementasinya.
Kesimpulan : Bahwa pemberian senam asma rata-rata kekuatan otot pernapasan dan fungsi paru meningkat setelah pasein melakukan senam asma seacara rutin .aspek yang terbukti memiliki hubungan dengan kekuatan otot pernapasan dan fingsi paru adalah usia dan tinggi badan responden .senam asma sebaiknya menjadi program intervensi keperawatan pada manajemen asma untuk mendapatkan peningkatan kekuatan otot pernapasan dan fungsi paru pasien asma .
Creator
Della Apriliani.T
Publisher
Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan Baturaja
Date
2019
Format
PDF
Language
Indonesia
Type
KTI Mahasiswa