Dublin Core
Title
HUBUNGAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR
ASETOSAL YANG ADA DI BEBERAPA PUSKESMAS
KOTA PALEMBANG DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV
ASETOSAL YANG ADA DI BEBERAPA PUSKESMAS
KOTA PALEMBANG DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV
Subject
Kata Kunci : Salep, umbi talas jepang (Colocasia esculenta L), paraffin cair .
Description
ABSTRAK
Latar Belakang : Kardiovaskuler merupakan salah satu masalah kesehatan yang
terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang. Serangan jantung terjadi
ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat
berkurangnya pasokan darah ke bagian otot jantung. Salah satu obat yang dapat
digunakan ialah asetosal, yang memiliki efek sebagai anti agregasi platelet.
Namun, asetosal merupakan senyawa ester yang mudah terhidrolisis menjadi
asam asetat dan asam salisilat. Hirolisis dapat terjadi dengan meningkatnya
temperatur. Suhu penyimpanan yang tidak baik akan mempengaruhi stabilitas
obat itu sendiri. Termasuk asetosal yang merupakan salah satu ester yang mudah
terhidrolis. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian mengenai
hubungan suhu penyimpanan terhadap kadar asetosal yang ada di puskesmas Kota
Palembang dengan metode spektrofotmetri UV.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan
pendekatan analitik cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu
waktu dan satu kali untuk mencari hubungan antara suhu penyimpanan dengan
kadar asetosal yang ada di beberapa puskesmas Kota Palembang
Hasil : Hanya terdapat tiga sampel dari 12 sampel yang diperiksa yang memenuhi
persyaratan kadar tablet sesuai yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi IV
dimana ketiga sampel ini di simpan pada suhu ˂ 25°C ketika puskesmas.
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara suhu penyimpaan dan kadar asetosal
yang ditetapkan secara spektrofotometri UV.
Latar Belakang : Kardiovaskuler merupakan salah satu masalah kesehatan yang
terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang. Serangan jantung terjadi
ketika kerusakan dialami oleh bagian otot jantung (myocardium) akibat
berkurangnya pasokan darah ke bagian otot jantung. Salah satu obat yang dapat
digunakan ialah asetosal, yang memiliki efek sebagai anti agregasi platelet.
Namun, asetosal merupakan senyawa ester yang mudah terhidrolisis menjadi
asam asetat dan asam salisilat. Hirolisis dapat terjadi dengan meningkatnya
temperatur. Suhu penyimpanan yang tidak baik akan mempengaruhi stabilitas
obat itu sendiri. Termasuk asetosal yang merupakan salah satu ester yang mudah
terhidrolis. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian mengenai
hubungan suhu penyimpanan terhadap kadar asetosal yang ada di puskesmas Kota
Palembang dengan metode spektrofotmetri UV.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan
pendekatan analitik cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu
waktu dan satu kali untuk mencari hubungan antara suhu penyimpanan dengan
kadar asetosal yang ada di beberapa puskesmas Kota Palembang
Hasil : Hanya terdapat tiga sampel dari 12 sampel yang diperiksa yang memenuhi
persyaratan kadar tablet sesuai yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi IV
dimana ketiga sampel ini di simpan pada suhu ˂ 25°C ketika puskesmas.
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara suhu penyimpaan dan kadar asetosal
yang ditetapkan secara spektrofotometri UV.
Creator
FERDA KEMALA DEWI
Publisher
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG JURUSAN FARMASI
Date
2018
Contributor
Pembimbing Utama: Dra. Sarmalina Simamora, Apt, M.Kes
Format
pdf
Language
Bahasa Indonesia
Type
KTI Mahasiswa