Dublin Core
Title
GAMBARAN HASIL TES HIV PADA POPULASI KUNCI DI KLINIK
ASOKA PUSKESMAS GIRIMAYA KOTA PANGKALPINANG
TAHUN 2019
ASOKA PUSKESMAS GIRIMAYA KOTA PANGKALPINANG
TAHUN 2019
Subject
HIV, WPSTL, LSL
Description
ABSTRAK
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan AIDS merupakan permasalahan
kesehatan hampir di seluruh dunia, karena merupakan penyakit menular yang
mengakibatkan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Populasi Kunci merupakan
populasi yang berisiko terkena infeksi HIV AIDS, dalam hal ini adalah Wanita
Pekerja Seks (WPS) baik Langsung (WPSL) maupun Tidak Langsung (WPSTL),
Penasun, Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) dan waria. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hasil tes HIV pada pada populasi kunci (WPSTL dan LSL)
berdasarkan umur, pendidikan, keluhan gejala IMS dan penggunaan kondom.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan penelitian Cross Sectional. Sampel
penelitian ini berjumlah 32 responden dengan teknik sampling total sampling.
Metode pemeriksaan yang digunakan Imunokromatografi dengan alat Rapid
Diagnostic Test (RDT) dengan Strategi III. Dari hasil penelitian didapat 3
responden (9,4%) yang Hasil Tes HIV Reaktif dan 29 responden (90,6%) yang
Hasil Tes HIV Non Reaktif. Bedasarkan umur yang Aktif HUS ( 20 – 35 tahun)
terdapat 2 responden (11,1%) yang Hasil Tes HIV Reaktif dan umur yang kurang
aktif HUS ( < 20 dan > 35 tahun) terdapat 1 responden (7,1%) Reaktif HIV.
Berdasarkan pendidikan didapat 1 reponden (9,1%) dengan pendidikan SD–SMP
yang Hasil Tes HIV reaktif dan 2 responden (9,5%) dengan pendidikan SMA ke
atas. Berdasarkan keluhan gejala IMS, ditemukan 2 responden (11,1 %) dengan
Ada keluhan gejala IMS yang Reaktif HIV dan 1 responden (7,1%) dengan tidak
ada keluhan gejala IMS yang reaktif HIV reaktif HIV. Berdasarkan penggunaan
kondom didapatkan 1 responden (14,3%) yang tidak menggunakan kondom yang
reaktif HIV dan 2 responden (28,6%) yang kadang-kadang menggunakan kondom
ditemukan reaktif HIV, sedangkan pada responden yang selalu menggunakan
kondom tidak ditemukan reaktif HIV. Disarankan pada populasi kunci (WPSTL
dan LSL) yang Hasil Tes HIV Reaktif untuk melakukan terapi ARV serta
menjaga kestabilan jumlah CD4 dalam tubuh, sedang WPSTL dan LSL untuk
selalu memeriksakan status HIVnya paling lama 3 bulan sekali secara rutin dan
teratur.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan AIDS merupakan permasalahan
kesehatan hampir di seluruh dunia, karena merupakan penyakit menular yang
mengakibatkan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Populasi Kunci merupakan
populasi yang berisiko terkena infeksi HIV AIDS, dalam hal ini adalah Wanita
Pekerja Seks (WPS) baik Langsung (WPSL) maupun Tidak Langsung (WPSTL),
Penasun, Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) dan waria. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hasil tes HIV pada pada populasi kunci (WPSTL dan LSL)
berdasarkan umur, pendidikan, keluhan gejala IMS dan penggunaan kondom.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan penelitian Cross Sectional. Sampel
penelitian ini berjumlah 32 responden dengan teknik sampling total sampling.
Metode pemeriksaan yang digunakan Imunokromatografi dengan alat Rapid
Diagnostic Test (RDT) dengan Strategi III. Dari hasil penelitian didapat 3
responden (9,4%) yang Hasil Tes HIV Reaktif dan 29 responden (90,6%) yang
Hasil Tes HIV Non Reaktif. Bedasarkan umur yang Aktif HUS ( 20 – 35 tahun)
terdapat 2 responden (11,1%) yang Hasil Tes HIV Reaktif dan umur yang kurang
aktif HUS ( < 20 dan > 35 tahun) terdapat 1 responden (7,1%) Reaktif HIV.
Berdasarkan pendidikan didapat 1 reponden (9,1%) dengan pendidikan SD–SMP
yang Hasil Tes HIV reaktif dan 2 responden (9,5%) dengan pendidikan SMA ke
atas. Berdasarkan keluhan gejala IMS, ditemukan 2 responden (11,1 %) dengan
Ada keluhan gejala IMS yang Reaktif HIV dan 1 responden (7,1%) dengan tidak
ada keluhan gejala IMS yang reaktif HIV reaktif HIV. Berdasarkan penggunaan
kondom didapatkan 1 responden (14,3%) yang tidak menggunakan kondom yang
reaktif HIV dan 2 responden (28,6%) yang kadang-kadang menggunakan kondom
ditemukan reaktif HIV, sedangkan pada responden yang selalu menggunakan
kondom tidak ditemukan reaktif HIV. Disarankan pada populasi kunci (WPSTL
dan LSL) yang Hasil Tes HIV Reaktif untuk melakukan terapi ARV serta
menjaga kestabilan jumlah CD4 dalam tubuh, sedang WPSTL dan LSL untuk
selalu memeriksakan status HIVnya paling lama 3 bulan sekali secara rutin dan
teratur.
Creator
KARTIKA CHANDR
Publisher
Poltekkes Kemenkes Palembang
Contributor
Diah Navianti, S.Pd., M.Kes.
Format
PDF
Language
Indonesia
Type
KTI RPL