GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU YANG MENDAPAT TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI RS. KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2019

Dublin Core

Title

GAMBARAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU YANG MENDAPAT TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI RS. KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2019

Subject

Tuberkulosis paru, Kadar Ureum dan Kreatinin

Description


Tuberkulosis (TB) merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia. Sebagian besar penderita tuberkulosis paru berhasil menyelesaikan pengobatannya tanpa mendapatkan efek samping. Obat anti tuberkulosis (OAT) seperti rifampisin dan streptomisin dapat bersifat nefrotoksik atau destruktif terhadap sel-sel pada ginjal. Untuk menilai fungsi ginjal digunakan pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kadar Ureum dan kreatinin pada penderita tuberkulosis paru yang mendapat terapi OAT di RS. Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019. Sampel yang diteliti yaitu sebanyak 43 sampel yang diambil secara purposive sampling. Metode yang digunakan adalah GLDH untuk pemeriksaan ureum dan pemeriksaan kreatinin menggunakan Metode Jaffe dengan alat digital spektrofotometer. Hasil penelitian didapatkan dari 43 pasien tuberkulosis paru yang mendapat terapi OAT 38 orang (88,4%) kadar ureum normal, 5 orang (11,6 %) kadar ureum tinggi ,34 orang (79,1%) kadar kreatinin normal, 9 orang (20,9%) kadar kreatinin tinggi. Dari 5 sampel dengan kadar ureum tinggi, berdasarkan umur 4 orang (18,2%) umur berisiko dan 1 orang (4,8%) umur tidak berisiko. Dari 9 sampel dengan kadar kreatinin tinggi, berdasarkan umur 6 orang (27,3%) dengan umur berisiko dan 3 orang (14,3%) dengan umur tidak berisiko. Dari 5 sampel dengan kadar ureum tinggi,berdasarkan jenis kelamin 4 orang (13,3%) dengan jenis kelamin laki-laki dan 1 orang (7,7%) dengan jenis kelamin perempuan. Dari 9 sampel dengan kadar kreatinin tinggi, berdasarkan jenis kelamin 8 orang (26,7%) dengan jenis kelamin laki-laki dan 1 orang (7,7%) dengan jenis kelamin perempuan. Dari 5 sampel dengan kadar ureum tinggi, berdasarkan lama pengobatan diperoleh 3 orang (30,0%) dengan fase awal dan 2 orang (6,1%) dengan fase lanjutan. Dari 9 sampel dengan kadar kreatinin tinggi, berdasarkan lama pengobatan diperoleh 3 orang (30,0%) dengan fase awal dan 6 orang (18,2%) dengan fase lanjutan. Disarankan bagi penderita tuberkulosis paru untuk melakukan pemeriksaan fungsi ginjal secara rutin. Hal ini untuk mengetahui efek samping selama pengobatan.

Creator


M. FERY HARISON

Publisher

Poltekkes Kemenkes Palembang

Contributor

Herry Hermansyah,SKM.M.Kes

Format

PDF

Language

Indonesia

Type

KTI Mahasiswa

Document Viewer