Dublin Core
Title
GAMBARAN HEMOGLOBIN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU YANG MENDAPAT TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2019
Subject
kadar hemoglobin, tuberkulosis, OAT
Description
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit kronik yang menyebabkan Anemia. Anemia terjadi karena akibat efek negatif dari penggunaan rifampisin sebagai (OAT). Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hemoglobin pada pasien tuberkulosis paru yang mendapat terapi (OAT) berdasarkan umur, jenis kelamin, lama pengobatan, keteraturan minum obat di RSK. Paru Prov. Sumsel tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak
43 pasien. Pemeriksaan kadar Hb menggunakan metode otomatik dengan alat hematology analyzer. Hasil penelitian menunjukan 46,5% tidak mengalami anemia dan 53,5%
mengalami anemia. Pasien usia berisiko 64,3% mengalami anemia dan 35,7% tidak mengalami anemia. Pasien usia tidak berisiko 46,5% mengalami anemia dan 62,1% tidak mengalami anemia. Pada pasien jenis kelamin laki-laki 43,3% mengalami anemia dan
56,7% tidak mengalami anemia. Pada pasien jenis kelamin perempuan 53,8% mengalami
anemia dan 46,2% tidak mengalami anemia. Pada pasien pengobatan fase intensif 62,5% mengalami anemia dan 37,5% tidak mengalami anemia. Pada pasien pengobatan fase lanjutan 37,0% mengalami anemia dan 63,0% tidak mengalami anemia. Pada pasien patuh minum obat 47,6% yang mengalami anemia dan 52,4% tidak mengalami anemia. Pada pasien tidak patuh minum obat diperoleh 1 sampel dan tidak mengalami anemia.
43 pasien. Pemeriksaan kadar Hb menggunakan metode otomatik dengan alat hematology analyzer. Hasil penelitian menunjukan 46,5% tidak mengalami anemia dan 53,5%
mengalami anemia. Pasien usia berisiko 64,3% mengalami anemia dan 35,7% tidak mengalami anemia. Pasien usia tidak berisiko 46,5% mengalami anemia dan 62,1% tidak mengalami anemia. Pada pasien jenis kelamin laki-laki 43,3% mengalami anemia dan
56,7% tidak mengalami anemia. Pada pasien jenis kelamin perempuan 53,8% mengalami
anemia dan 46,2% tidak mengalami anemia. Pada pasien pengobatan fase intensif 62,5% mengalami anemia dan 37,5% tidak mengalami anemia. Pada pasien pengobatan fase lanjutan 37,0% mengalami anemia dan 63,0% tidak mengalami anemia. Pada pasien patuh minum obat 47,6% yang mengalami anemia dan 52,4% tidak mengalami anemia. Pada pasien tidak patuh minum obat diperoleh 1 sampel dan tidak mengalami anemia.
Creator
Badri Zam Zammi
Contributor
Karneli,Spd.M.Kes
Format
PDF
Language
Indonesia
Type
KTI Mahasiswa