Dublin Core
Title
INTENSITAS BISING DAN PEMETAAN KEBISINGAN DI AREA PRODUKSI BASAH PADA PT. H TAHUN 2023
Subject
Intensitas bising, Kebisingan, Pemetaan kebisingan
Description
Latar Belakang : Intensitas kebisingan merupakan masalah yang sering kita jumpai di
berbagai area industri. Dalam suatu perusahaan industri penggunaan mesin dan alat kerja
mendukung proses produksi dan berpotensi menimbulkan kebisingan yang disebabkan oleh
suara mesin, mesin tua, getaran mesin (Hz), saluran pembuangan pada mesin. Semakin
tinggi intensitas kebisingan maka semakin bahaya bagi pekerja yang bekerja di PT tersebut.
Upaya pengendalian terhadap intensitas kebisingan dapat dilakukan dengan identifikasi
bising dengan pemetaan kebisingan (Noise Mapping) atau dengan cara teknik pengendalian
kebisingan secara konseptual berdasar hirarki pengendalian resiko yaitu eliminasi,
substitusi, enginering control, isolasi, pengendalian administratif, APD. Tujuan :
Diketahuinya intensitas kebisingan dan pemetaan kebisingan pada PT. H Tahun 2023.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain penelitian
crosssectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2023. Populasi dari penelitian
ini adalah 3 lokasi kebisingan yang ada di PT. H yaitu pada produksi basah, produksi kering
dan pompa IPAL. Sampel adalah jumlah titik kebisingan yang ada di area produksi basah
yaitu sebanyak 10 titik. Variabel dalam penelitian ini adalah intensitas kebisingan dan
pemetaan kebisingan (noise mapping). Hasil : Intensitas kebisingan pada PT. H yang
diukur menunjukkan hasil nilai kebisingan tertinggi terdapat pada titik 7 yaitu dibagian
dekat dengan mesin Creeper sebesar 87,0 dBA. Sedangkan nilai kebisingan terendah
terdapat pada titik 10 yaitu dibagian kantor sebesar 83,8 dBA. kode zona warna ungu dalam
peta kebisingan menggambarkan intensitas tingkat kebisingan <83,7 dBA yaitu pada titik
10, kode zona warna biru menggambarkan intensitas tingkat kebisingan 83,9-84,3 dBA
yaitu pada titik 9, kode zona warna hijau menggambarkan intensitas tingkat kebisingan
yang berkisar antara 84,5-85,1 dBA yaitu pada titik, titik 8 dan titik 6, kode zona warna
kuning menggambarkan intensitas tingkat kebisingan yang berkisar antara 85,1-85,3 dBA,
kode zona warna orange menggambarkan intensitas tingkat kebisingan yang berkisar antara
85,5-85,7 dBA yaitu pada titik 5, kode zona warna merah menggambarkan intensitas
tingkat kebisingan yang berkisar antara 85,8-87,1 dBA yaitu pada titik 2, titik 4, dan titik
7. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. H didapatkan hasil 5
titik dari total 10 titik pengukuran yang melebihi nilai ambang batas, tetapi masih dapat
ditoleransi karena total waltu produksi selama ± 7 jam sehari. Nilai ambang batas (NAB)
yang diizinkan sebesar 85 dB dengan pemaparan selama 8 jam. Saran : Diharapkan pada
pekerja agar selalu mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti earplug maupun earmuff.
Diharapkan bagi perusahan agar pemetaan kebisingan ini dapat dijadikan pedoman dalam
menbuat program konservasi pendengaran (PKP).
berbagai area industri. Dalam suatu perusahaan industri penggunaan mesin dan alat kerja
mendukung proses produksi dan berpotensi menimbulkan kebisingan yang disebabkan oleh
suara mesin, mesin tua, getaran mesin (Hz), saluran pembuangan pada mesin. Semakin
tinggi intensitas kebisingan maka semakin bahaya bagi pekerja yang bekerja di PT tersebut.
Upaya pengendalian terhadap intensitas kebisingan dapat dilakukan dengan identifikasi
bising dengan pemetaan kebisingan (Noise Mapping) atau dengan cara teknik pengendalian
kebisingan secara konseptual berdasar hirarki pengendalian resiko yaitu eliminasi,
substitusi, enginering control, isolasi, pengendalian administratif, APD. Tujuan :
Diketahuinya intensitas kebisingan dan pemetaan kebisingan pada PT. H Tahun 2023.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain penelitian
crosssectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2023. Populasi dari penelitian
ini adalah 3 lokasi kebisingan yang ada di PT. H yaitu pada produksi basah, produksi kering
dan pompa IPAL. Sampel adalah jumlah titik kebisingan yang ada di area produksi basah
yaitu sebanyak 10 titik. Variabel dalam penelitian ini adalah intensitas kebisingan dan
pemetaan kebisingan (noise mapping). Hasil : Intensitas kebisingan pada PT. H yang
diukur menunjukkan hasil nilai kebisingan tertinggi terdapat pada titik 7 yaitu dibagian
dekat dengan mesin Creeper sebesar 87,0 dBA. Sedangkan nilai kebisingan terendah
terdapat pada titik 10 yaitu dibagian kantor sebesar 83,8 dBA. kode zona warna ungu dalam
peta kebisingan menggambarkan intensitas tingkat kebisingan <83,7 dBA yaitu pada titik
10, kode zona warna biru menggambarkan intensitas tingkat kebisingan 83,9-84,3 dBA
yaitu pada titik 9, kode zona warna hijau menggambarkan intensitas tingkat kebisingan
yang berkisar antara 84,5-85,1 dBA yaitu pada titik, titik 8 dan titik 6, kode zona warna
kuning menggambarkan intensitas tingkat kebisingan yang berkisar antara 85,1-85,3 dBA,
kode zona warna orange menggambarkan intensitas tingkat kebisingan yang berkisar antara
85,5-85,7 dBA yaitu pada titik 5, kode zona warna merah menggambarkan intensitas
tingkat kebisingan yang berkisar antara 85,8-87,1 dBA yaitu pada titik 2, titik 4, dan titik
7. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. H didapatkan hasil 5
titik dari total 10 titik pengukuran yang melebihi nilai ambang batas, tetapi masih dapat
ditoleransi karena total waltu produksi selama ± 7 jam sehari. Nilai ambang batas (NAB)
yang diizinkan sebesar 85 dB dengan pemaparan selama 8 jam. Saran : Diharapkan pada
pekerja agar selalu mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti earplug maupun earmuff.
Diharapkan bagi perusahan agar pemetaan kebisingan ini dapat dijadikan pedoman dalam
menbuat program konservasi pendengaran (PKP).
Creator
Medita Tri Agutini
Publisher
Poltekkes Kemenkes Palembang
Date
2023
Contributor
Dr. Pitri Noviadi, S.Pd., M.Kes
Ayu Febri Wulanda, SST., M.KM.
Ayu Febri Wulanda, SST., M.KM.
Format
PDF
Language
Indonesia
Type
KTI Mahasiswa