PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH POST PRANDIAL YANG DIBERI AIR GLUKOSA MURNI DENGAN ROTI-MADU PADA MAHASISWA TINGKAT II JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2019
kadar glukosa darah, glukosa murni, roti-madu
Indeks glikemik adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengindikasikan seberapa cepat karbohidrat yang terdapat dalam makanan dapat diubah menjadi gula oleh tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa darah post prandial yang diberi air glukosa murni dengan roti-madu pada mahasiswa tingkat II jurusan analis kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Jumlah sampel yaitu 36 mahasiswa, dengan pendekatan comparative study. Pemeriksaan kadar glukosa darah post prandial diperiksa dengan metode (GOD-PAP) menggunakan alat spektrofotometer. Dari hasil penelitian didapatkan hasil kadar glukosa darah post prandial yang diberi air glukosa murni dengan kadar glukosa darah maksimum 105,00 mg/dl. Hasil kadar glukosa darah pada mahasiswa yang diberi roti-madu yaitu dengan kadar glukosa darah maksimum 135,00 mg/dl. Berdasarkan hasil analisa uji t independen dari kedua perlakuan ini didapatkan p value 0,043 (< α 0,05), berarti ada perbedaan yang cukup signifikan antara kadar glukosa darah dengan pemberian air glukosa murni dengan roti-madu. Simpulan terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara nilai rerata kadar glukosa darah dengan pemberian air glukosa murni dengan roti-madu. Walaupun kadar glukosa darah mahasiswa yang diberi roti-madu masih nilai normal, mereka sebaiknya mengurangi konsumsi roti-madu
GERRYN MONITA
Poltekkes Kemenkes Palembang
Refai.M.Kes
PDF
Indonesia
KTI Mahasiswa
EVALUASI PERSONAL HIGIENE PADA PENJAMAH MAKANAN DAN SANITASI LINGKUNGAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT SITI KHADIJAH KOTA PALEMBANG
Penjamah Makanan, Evaluasi, Personal Higiene, Sanitasi, Pengolahan makanan, Instalasi Gizi
Higiene adalah suatu upaya untuk memelihara dan melindungi kebersihan perorangan. Sanitasi adalah upaya untuk memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan. Mengingat bahwa dalam usaha penyelenggaraan makanan akan dinikmati oleh banyak orang, maka dalam hal ini kemungkinan akan terjadi penularan penyakit, oleh karena itu perlu suatu tindakan untuk mencegahnya, yaitu dengan melaksanakan evaluasi personal higiene dan sanitasi pada penjamah makanan yang baik pada dapur pengolahan makanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana cara pelaksanaan personal higiene pada penjamah makanan dan sanitasi lingkungan yang baik dan benar pada pengolahan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Siti Khadijah Kota Palembang
Penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui pelaksanaan personal higiene dan sanitasi pada penjamah makanan dalam pengolahan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Siti Khadijah Kota Palembang. Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan. Sampel penelitian adalah penjamah makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang berjumlah 17 orang. Sampel dipilih dengan mengunakan metode total population sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjamah makanan memiliki rentang umur 24-45 tahun sebanyak 20 orang (76,1%), responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang (94,1%) dan responden berjenis kelamin laki-laki 1 orang (5,9%), Pengetahuan baik (skor 76%-100%), pendidikan menengah sebanyak 16 orang (94,1%), sementara sebanyak 1 (5,9%) penjamah makanan termasuk dalam kategori pendidikan tinggi.Responden penjamah makanan sebanyak 14 (82,4%) penjamah makanan memiliki personal higiene yang baik, sementara 3 penjamah makanan memiliki personal higiene yang cukup (17,6%). Personal higiene memenuhi syarat (100%), Sanitasi pengolahan makanan di Instalasi Gizi telah memenuhi syarat dengan total skor (83,4%). Sanitasi pengolahan makanan di Instalasi Gizi telah memenuhi syarat dengan total skor 83,4%. Evaluasi berdasarkan Personal Higiene pada penjamah makanan belum memenuhi syarat ≤75% adalah mencuci tangan sebelum dan menjamah makanan, celemek dipakai pada saat bekerja, tidak berbicara pada saat mengolah makanan, dan memakai sepatu tertutup dan berhak rendah. Evaluasi berdasarkan Sanitasi yang belum memenuhi syarat ≤75% pada beberapa subjek n seperti ventilasi 66,7%, pada subjek penilaian tempat sampah hasil yang diperoleh pencapaian hanya 66,7%, pada penilaian peralatan pencapaian hanya 75%. Disarankan kepada pihak pengelola melakukan monitoring terkait penggunaan Alat Pelindung Diri dan sarana fasilitas sanitasi pada intalasi gizi.
TRI REZEKI NOVTASARI
Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi
2018
Rohanta Siregar
pdf
Indonesia
KTI
GAMBARAN INDEKS ERITROSIT PADA PASIENGAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TAHUN 2016
gagal ginjal kronis, hemodialisis, MCV, MCHC
Gagal ginjal kronis adalah suatu penyakitdengan prognosis buruk karena terjadi penurunan fungsi ginjal secara bertahap. Pemeriksaan indeks eritrosit dilakukan untuk mengetahui abnormalitas yang mendasari terjadinya anemia pada pasien gagal ginjal kronis dengan parametermean corpuscular volume (MCV) dan mean corpuscular haemoglobin concentration (MCHC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks eritrosit pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang berdasarkan usia, jenis kelamin, dan frekuensi hemodialisis. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis yang diambil secara purposive sampling. Pemeriksaan indeks eritrosit menggunakan alat hematology analyzer metode blood cell counter.Hasildiperoleh rata-rata nilai MCV 85,36 fL dan MCHC 32,66%. Berdasarkan usia pasien dengan usia produktif diperoleh rata-rata nilai MCV 83,74 fL dan MCHC 32,63% namun pada usia tidak produktif diperoleh rata-rata nilai MCV 86,67 fL dan MCHC 32,71%. Berdasarkan jenis kelamin pasien dengan jenis kelamin laki-laki diperoleh hasil rata-rata nilai MCV 86,79 fL dan MCHC 32,71% sedangkan pada perempuan diperoleh rata-rata nilai MCV 84,00 fL dan MCHC 32,65%. Berdasarkan frekuensi hemodialisispasien dengan frekuensi hemodialisis
1x/minggu diperoleh hasil rata-rata nilai MCV 86,20 fL dan MCHC 32,90%
sedangkan frekuensi hemodialisis ≥2x/minggu diperoleh rata-rata nilai MCV
85,12 fL dan nilai MCHC 32,63%. Diharapkan kepada pasien gagal ginjal kronis untuk memeriksa indeks eritrosit setiap tigabulan untuk mengontrol perkembangan anemia yang terjadi.
DELTA RENLI ARIANI
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
ABDUL MUTHOLIB,AMAK,ST,MT
PDF
INDONESIA
KTI MAHASISWA
PEMBERIAN PRODUK READY TO USE THERAPEUTIC FOOD (RUTF) BERBAHAN TEPUNG IKAN LELE DAN KACANG HIJAU TERHADAP BERAT BADAN BALITA WASTING
1. Dian Wulandari
2. Yulianto
3. Terati
Jurnal Media Kesehatan, Politeknik Kesehatan Makassar
Desember Tahun 2022
GAMBARAN KADAR TIMBAL (Pb) PADA GARAM KONSUMSI YANG DIJUAL DI PASAR KOTA PALEMBANG TAHUN 2017
Kadar Timbal (Pb), garam konsumsi,KIMIA AMAMI
Garam konsumsi merupakan kebutuhan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Salah satu sumber garam konsumsi yang didapat dialam berasal dari air laut. Air laut yang digunakan untuk pembuatan garam konsumsi harus terbebas dari bahan pencemar. Pencemaran air laut diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat berupa gas, bahan- bahan terlarut, dan partikulat termasuk limbah yang mengandung logam berat seperti Timbal (Pb). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar Timbal (Pb) pada garam konsumsi yang dijual di pasar kota Palembang tahun 2017. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Sampel diambil dari 6 pasar tradisional dan 1 pasar modern sebanyak 21.Sampel diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 11 sampel mempunyai kadar Timbal (Pb) memenuhi syarat dan sebanyak 10 sampel mempunyai kadar Timbal (Pb) tidak memenuhi syarat. Dari
19 sampel kemasan garam tertutup sebanyak 11 sampel (57,9%)mempunyai kadar timbal (Pb) memenuhi syarat dan 8 sampel (42,1%) tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 2 sampel (100%) kemasan garam terbuka semuanya mempunyai kadar timbal (Pb) tidak memenuhi syarat. Dari 12 sampel bentuk garam yang halus sebanyak 9 sampel (75%)mempunyai kadar timbal (Pb) memenuhi syarat dan 3 sampel (25%) tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 9 sampel bentuk garam yang kasar sebanyak 2 sampel (22,2%) mempunyai kadar timbal (Pb) memenuhi syarat dan
7 sampel (77,8%) tidak memenuhi syarat. Disarankan kepada pembeli agar lebih selektif dalam membeli garam konsumsi yaitu membeli garam berbentuk halus dalam kemasan tertutup.
ADE TIYA
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANGERWIN EDIANSYAH,AMAK,
ERWIN EDYANSYAH,AMAK,SKM,Msc
PDF
INDONESIA
KTI MAHASISWA
GAMBARAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG AKAN MENJALANI HEMODIALISISDI RSUP Dr. MOH. HOESIN PALEMBANG TAHUN 2016
asam urat, ginjal, hemodialisis
Ginjal merupakan organ tubuh yang sangat penting untuk pembentukan kemih dan ekskresi dalam tubuh. Penyakit gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh adanya penurunan fungsi ginjal sehingga dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia). Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti fungsi ginjal dengan cara pengalihan darah pasien dari tubuhnya melalui dializerkemudian kembali lagi ke dalam tubuh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kadar asam urat darah pada pasien gagal ginjal kronik yang akan menjalani hemodialisis di RSUP Dr. Moh Hoesin Palembang tahun 2016.Jenis penelitianyang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel penelitian ini adalah 63 pasien yang dipilih dengan teknik purposive sampling.Metode yang digunakan adalahAutomatik (Uricase-PAP). Didapatkan rata-ratakadar asam urat darah adalah
8,60 mg/dL, dengan kadar minimum 1,10 mg/dL dan maksimum 17,50 mg/dL. Sebanyak 60,3% pasien yang kadar asam uratnya tinggi. Berdasarkan jenis kelamin,perempuan merupakan jenis kelamin terbanyak yang memiliki kadar asam urat tinggi yaitu sebanyak 71,4% sedangkan laki-laki sebanyak 46,4%. Berdasarkan umur, kadar asam urat yang tinggi pada pasien yang beresiko (≥ 50 tahun) sebanyak
64,9% dan pada pasien yang kurang beresiko (< 50 tahun) sebanyak 53,8%. Berdasarkan lama hemodialisis, kadar asam urat yang tinggi pada pasien baru (< 11 bulan) sebanyak 80,0% dan pada pasien lama (≥ 11 bulan) sebanyak 51,2%. Berdasarkan frekuensi menjalani hemodialisis, kadar asam urat yang tinggi pada pasien yang rutin (≥ 2 kali/minggu) sebanyak 51,0%dan pada pasien yang tidak rutin (< 2 kali/minggu) sebanyak 92,9%. Dapat disimpulkan bahwa dari hasilpenelitian ini kadar asam uratnya tinggi pada semua variabel. Diharapkan pada pasien gagal ginjal kronik untuk lebih rutin melakukan hemodialisis sesuai dengan anjuran dokter.
AGUSTINA DWI LESTARI
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
Drs REFAI,M.KES
PDF
INDONESIA
KTI MAHASISWA
GAMBARAN KADAR KOLESTEROL PADA REMAJA OBESITAS YANG MENGALAMI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMAN 22
PALEMBANG TAHUN 2017
kolesterol, obesitas, premenstrual.Kimia Klinik
Premenstrual syndrome merupakan kumpulan dari gejala fisik dan emosional yang berhubungan dengan siklus menstruasi. Faktor hormonal merupakan faktor dominan penyebab premenstrual syndrome yaitu adanya ketidakseimbangan kadar estrogen yang menyebabkan fluktuasi kadar kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kolesterol pada remaja obesitas yang mengalami premenstrual syndrome di SMAN 22 Palembang Tahun 2017 berdasarkan tingkatan obesitas dan aktivitas fisik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja obesitas di SMAN 22 Pelambang yang berjumlah 30 orang yang diambil dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling. Metode pemeriksaan kolesterol yang digunakan adalah metode strip dengan menggunakan alat POCT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden, ditemukan sebanyak 21 orang (70,0%) dengan kadar kolesterol normal dan 9 orang (30,0%) dengan kadar kolesterol ambang batas atas. Berdasarkan tingkatan obesitas, remaja kategori pre obesitas 1 orang (25,0%) remaja kategori obesitas I sebanyak 3 orang (18,8%) sedangkan remaja kategori obesitas II sebanyak 5 orang (50,0%) yang memiliki kadar kolesterol ambang batas atas. Berdasarkan aktivitas fisik yang memiliki kadar kolesterol ambang batas atas, kategori aktivitas fisik yang baik sebanyak 4 orang (28,6%) sedangkan untuk kategori aktivitas fisik yang kurang baik sebanyak 5 orang (31,2%). Secara umum terdapat peningkatan kadar kolesterol yang berkisar pada ambang batas atas di SMAN 22 Palembang. Disarankan bagi remaja obesitas yang mengalami premenstrual syndrome untuk melakukan aktvitas fisik yang rutin 3 kali dalam seminggu dengan waktu > 20 menit.
ALISHA TRIWAHYUNI
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANGKARNELI ,AMAK,Spd.m.k
KARNELI ,AMAK,Spd,M.KES
PDF
INDONESIA
KTI MAHASISWA
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN
PADA PEKERJA YANG TERPAPAR BENZENA
DI INDONESIA TAHUN 2006 – 2019 (Studi Literatur)
Hemoglobin, Paparan Benzena, Pekerja Kilang Minyak
Latar Belakang: Benzena adalah salah satu pencemar udara yang bersifat toksik. Environmental Protection Agency (EPA) dan International Agency for Research on Cancer (IARC) telah mengklasifikasikan benzena pada kategori Grup A yaitu zat kimia yang terbukti bersifat karsinogen untuk manusia. Benzena dapat masuk ke tubuh melalui paru-paru, saluran pencernaan, dan kulit. Setengah dari benzena yang terhirup akan melewati saluran pernafasan dan memasuki aliran darah.Benzena diubah menjadi suatu produk yang disebut metabolit di hati dan sumsum tulang. Dampak paparan benzena secara kronis yaitu kerusakan pada sistem hematopoiesis di sumsum tulang. Gambaran klinisnya meliputi gejala dan tanda-tanda anemia, infeksi dan mudah memar atau perdarahan. Salah satu dampak lanjut dari kerusakan sumsum tulang ini adalah risiko terjadinya penurunan jumlah elemen sel darah secara progresif. Tujuan Penelitian: Mengetahui kadar Hemoglobin pada pekerja yang terpapar Benzena Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan dengan mengkaji 10 artikel tahun 2006-2019 yang bersumber dari Google Scholar dan Pubmed.Hasil: Dari 10 literatur yang didapat, 6 diantaranya mendapatkan rata-rata kadar hemoglobin yang normal Kesimpulan: Berdasarkan literatur yang telah dikaji, didapatkan bahwa kadar hemoglobin pekerja yang terpapar benzena berdasarkan umur, masa kerja dan jenis kelamin adalah normal. Untuk variabel penggunaan APD kadar hemoglobin pekerja mengalami hasil yang bervariasi menyebabkan dibutuhkannya lebih banyak sumber untuk mengkaji lebih dalam variabel tersebut. Saran: Pekerja melakukan medical check up secara berkala dan penyuluhan tentang pentingnya APD pada pekerja dan pihak tempat Kerja memberikan fasilitias APD yang sesuai untuk digunakan.
Amelia Christy
Poltekkes Kemenkes Palembang
Diah Navianti,S,Pd.M.Kes
PDF
Indonesia
KTI
PENERAPAN KOMPRES SERAI HANGAT TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA LANSIA PENDERITA RHEUMATOID ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2023
Kompres Serai Hangat; Nyeri; Rheumatoid Arthritis.
Latar Belakang: Keluhan nyeri pada penderita rheumatoid arthritis merupakan masalah utama, dengan intensitas nyeri yang meningkat di pagi hari. Pilihan pengobatan dengan perawatan komplementer untuk menurunkan nyeri dengan menggunakan tanaman serai, dengan kandungan efek farmakologi dan kimiawi, yang memberikan efek pedas dan hangat, dengan sifat bioaktivitas sebagai anti bakteri, anti radang dan diharapkan dapat menurukan nyeri.
Tujuan Penelitian: Mendeskripsikan hasil implementasi keperawatan kompres serai hangat pada pada lansia dengan rheumatoid arthritis dengan masalah keperawatan nyeri kronis di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau tahun 2023.
Metode Penelitian: Metode studi kasus dengan dengan 2 orang subjek dengan rheumatoid arthritis, menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan keluarga, dan penilaian skala nyeri. Penerapan kompres serai hangat dilakukan selama 5 hari berturut-turut, selama ±l0 menit sampai dengan suhu 460C, dilanjutkan dengan melakukan kompres selama 20 menit kepada kedua Subjek. Implementasi dilakukan pada tanggal 27 Maret 2023 s/d 02 April 2023 pada kedua subjek.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian penerapan kompres serai hangat, selama 5 hari berturut-turut menunjukan penurunan intensitas nyeri antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi kepada kedua subjek. Penuruan intensitas nyeri subjek I dan II dari skala nyeri 6, dengan katagori nyeri sedang, menurun menjadi skala nyeri 3, dengan katagori intensitas nyeri ringan.
Kesimpulan: Penerapan kompres serai hangat dapat menurunkan intensitas nyeri lansia dengan rheumatoid arthritis.
Saran: Kompres serai hangat untuk peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan responden yang lebih banyak dan waktu lebih lama
ANZELLI FADILLAH
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
2023
Zuraidah, SKM., MKM,
PDF
INDONESIA
KTI MAHASISWA
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN
HIPERTENSI DENGAN MASALAH NYERI AKUT
DI RSUD SUNGAI LILIN KABUPATEN
MUSI BANYUASIN TAHUN 2019
Hipertensi, Nyeri Akut
Referensi
ABSTRAK
Asmarina. 2019. Implementasi Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan
Masalah Nyeri Akut di RSUD Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2019. Program Studi Diploma III Keperawatan, Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang, Pembimbing (I):
Sumitro Adi Putra, S. Kep., Ns., M. Kes., Pembimbing (II): Sukma
Wicaturatmashudi, M. Kep., Sp. KMB
Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia dengan prevalensi yang
tinggi, yaitu sebesar 25,8% pada tahun 2013. Dan meningkat kembali menjadi
32,4% pada 2017. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Studi kasus ini bertujuan
untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan implementasi keperawatan
pada pasien hipertensi hipertensi dengan masalah nyeri akut. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian studi kasus dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Subjek studi kasus adalah 2 orang pasien hipertensi dengan masalah
nyeri akut yang dirawat di RSUD Sungai Lilin. Studi kasus ini dilaksanakan
selama 11 hari mulai tanggal 14 Juni – 25 Juni 2019. Hasil Studi Kasus ini ialah
didapatkannya gambaran pelaksanaan tindakan, mengkaji, nyeri, mengajarkan
teknik napas dalam dan kolaborasi dengan obat. Adapun sara yang diberikan pada
studi kasus ini adalah: saran bagi RSUD Sungai Lilin, saran untuk pasien dan
saran kepada institusi pendidikan.
ASMARINA
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Keperawatan Palembang
2019
Sumitro Adi Putra, S. Kep., Ns., M. Kes.
PDF
BAHASA INDONESIA
KTI MAHASISWA